Friday 25 November 2011

✿ Mujahadah Cinta



1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan 
"nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu 
berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia 
ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain. 


2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, 
siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis 
rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding 
terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang 
kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi 
kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. 
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian 
darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari 
itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , 
yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, 
yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata 
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana 
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. 
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah 
dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya 
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta 
mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia 
akhirat. 


3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, 
sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung 
kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut 
dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada 
yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang 
lama. 


4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil 
dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad 
syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir 
tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf 
ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir 
kepada bujangnya, Yusuf. 


5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan 
norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak 
tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an 
menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah 
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus 
hukuman bagi pezina (Q/24:2). 


6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku 
penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika 
mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan 
Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), 
sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan 
bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al 
jahilin (Q/12:33) 


7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari 
hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 
dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan 
tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur 
dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika 
wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya 
memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. 
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa 
Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada 
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang 
apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il 
tihab naruha fi qalb al muhibbi 


8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik 
kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang 
menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada 
pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa 
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la 
yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286) 


Salam Mujahadah CINTA

No comments:

Post a Comment